Kebohongan sang ibu..

Dahulu saat aku makan, dan makanan itu hanya sedikit, ibu ku bilang padaku “Cepatlah makan nak.. ibu tidak lapar..” Ketika waktu itu ibu memiliki makanan daging yang jarang sekali kami temukan dimeja makan kami, ibu selalu menyisihkan dan hanya diberikan kepadaku dan ia berkata “Ibu tidak suka daging, makanlah nak..”. Ketika saat malam tiba dan saat itu aku sedang sakit, ibu selalu ada di sampingku sambil berkata “Tidurlah nak, istirahat biar cepat sembuh,, ibu belum ngantuk..”. Beberapa tahun kemudian ketika aku tamat sekolah dan ketika itu aku tidak ingin melanjutkan namun ibuku bilang, “lanjutkan sekolah mu nak, ibu punya simpanan untuk cita-citamu…” padahal waktu itu ia berhutang dengan beberapa tetangga. Ketika aku selesai pendidikan dan akhirnya aku bekerja, aku mengirimkan uang untuk ibu, ia berkata “Simpanlah uang itu untuk keperluanmu, ibu masih punya uang…” Kemudian ketika aku sudah mampu memiliki sebuah rumah yang mewah, aku menjemput ibu untuk ikut tinggal bersamaku, lantas ia berkata “Rumah tua kita masih sangat nyaman untuk ibu nak, ibu tidak terbiasa tinggal dirumah besarmu itu…”

Mungkin nanti saat ia menjelang tua dan sakit-sakitan, dan aku pasti tidak mampu menahan airmataku, aku yakin ibuku pasti akan berkata “JAngan menangis nak… ibu tidak apa-apa”.

INIlah kebohongan terakhir yang dilakukan ibu, tidak perduli seberapa kaya kita, seberapa dewasanya kita, IBU selalu menganggap ku anak kecilnya, selalu menghawatirkan diri kita tetapi tidak pernah membiarkan kita mengkhawatirkan dirinya.

Hargailah kebohongan seorang ibu pada anaknya, karna ia MALAIKAT yang nyata yang di Siapkan ALLAH SWT untuk menjaga dan dan mencurahkan kasih sayang pada anaknya..

I LOVE U MOM……..

Arti Pengorbanan

Pengorbanan PADI
Mengapa pengorbanan diibaratkan seperti padi? sebelum ia bermanfaat ia akan berkorban untuk mencapai tujuanya, sebelum ia tumbuh dia adalah benih yang harus di rendam beberapa malam, lalau ia disemai dan ditutupi sampah beeminggu-minggu, ketika ia tumbuh sejengkal maka saat itulah awal ia melihat mentari karna penutupnya dibuka sang petani, kemudian ia dirawat dan dijaga hingga setinggi lutut orang dewasa, lalu ia dicabut dan dipotong ujungnya, kemudian ia harus ditanam kembali pada lahan yang berlumpur, sampai ia mengeluarkan bijinya, setiap hari ia menempuh panas, hujan, dingin, siang dan malam ia tetap berusaha berdiri tegar sampai ia memiliki bijih yang siap untuk di petik, setelah dipetik bijih padi harus di pukul-pukulkan untuk memisahkan dengan tangkainya yang selalu menjadi tempat ia bergantung, kemudia ia siap untuk di jemur diterik matahari hingga beberapa hari, kemudian ia harus rela di tumbuk didalam loyang agar ia terpisah dari kulit yang membalutnya selama ini, maka ia berkumpul menjadi beras, kumpulan beras itu harus rela di rebus dengan dalam belanga yang sangat panas sehingga ia berubah menjadi nasi, lalu ia menjadi santapan makhlik hidup yang mampu menciptakan tenaga kepada manusia untuk berbuat, bekerja, beribadah, menyambung hidup, hingga manusia menjadi manusia yang berpikir dan bermoral.

Pembaca yang budiman itulah pengorbanan padi pada manusia, sebelum ia menjadi makanan ia rela berkorbah tersiksa…. Mampukah manusia seperti itu…? coba direnungkan!!!

Renungan yang membuat airmata menitik

Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung mereka menghadap ke langit. Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku.

Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis di sekelilingku kelihatannya membawanya, Aku mencuri ima puluh sen dari laci ayahku. Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku dan aku berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu di tangannya.

“Siapa yang mencuri uang itu?” Beliau bertanya. Aku terpaku, terlalu takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapa pun mengaku, jadi Beliau mengatakan, “Baiklah, kalau begitu, kalian berdua layak dipukul!”
Continue reading

Titik air mata sang ibu tua

Mungkin rasa Sedih dan sadar ketika kita membaca penggalan ini.
Suatu senja Seorang ibu terduduk diatas kursi rodanya di tepi danau, ditemani sang anak yang sudah mapan kehidupanya. tiba-tiba sang ibu bertanya “Itu burung apa yang berdiri disana..?” jawab sang anak dengan sopan “itu burung bangau mama..”, tidak lama kemudia sang ibu kembali bertanya.. “itu yang berwarna putih burung apa..??” dengan sedikit kesal sang anak menjawab “iya itu burung bangau ma..” kemudian ibu kembali bertanya “lantas yang itu burung apa..??” sambil menunjuk seekor burung bangau tadi yang sedang terbang.. Dengan nada kesal anak menjawab ” iya.. bangau mama, kan sama saja, emangnya mama nggak lihat apa dia terbang..!!??” Continue reading

Kue Pernikahan

Repost : Bagi yang sudah menikah, kue perkawinan ini
diperlukan untuk mengingatkan & direnungkan.
Bagi yang belum menikah kue ini untuk bahan masukan dan cara pilihan terbaik,supaya jangan salah adonan. Silakan mencoba !!!
KUE PERKAWINAN
Bahan :
1 pria sehat,
1 wanita sehat,
100% Komitmen,
2 pasang restu orang tua,
1 botol kasih sayang murni. Continue reading